Tak terasa 1,5 tahun
berlalu begitu cepat, jangan-jangan tanpa kita sadari sebentar lagi nama kita
sudah tak lagi originil karena beberapa abjad menenpel tepat di belakang nama
kita. Tidak-tidak, kita baru saja melewati semester yang untuk pertama kalinya
kita menyandang gelar 'kakak'. Yeah, kakak bagi mereka yang tahu bahwa kita
sudah terlebih dahulu menginjakkan kaki di kampus ini. Dan tentu tidak bagi
kita yang mampu mengelabuhi adik-adik tingkat dengan berlagak sok imut atau
memang tercipta imut(wkwk) . Kembali lagi soal semester. Dalam dunia
perkuliahan, semester tiga masih tergolong semester muda, tapi sudah tidak
mudah dalam menangani berbagai tugas yang mulai menumpuk setinggi langit di
angkasa, sedalam samudra, seluas jagad raya ini wouwoo (ups malah nyayi :D).
Formal amat ya, hehe. Oke guys, ada beberapa kejadian di semester tiga ini yang
nggak bakal bisa begitu aja aku dan teman-temanku lupakan. Hal ini terjadi
karena sebuah skenario murahan yang dibuat-buat oleh oknum tidak bertanggung
jawab yang berusaha menaikkan pamor yang akhirnya berujung pada hilangnya harga
dirinya di depan kami (ceilehh). Jadi guys, yang bikin nyesek itu, korban dari
skenario itu aku sendiri guys. Nggak tau ada dendam apa, aku ditudauh melakukan
hal-hal yang sama sekali tak pernah kulakukan. Dengan lihainya ia juga memutar
balikkan fakta yang ada, ya kayak sinetron-sinetron Indonesia gitu. Dan karena
semua itu aku hampir seharian nggak berhenti nangis, hiks. Tapi Tuhan nggak
pernah tidur guys, kebohongan itu nggak berlangsung lama. Dalam hitungan hari
perlahan-lahan drama ini mulai terkuak. Semoga cerita ini bisa menjadi
pelajaran bagi kita ya guys. Nah, berikut ini beberapa quot dan kata-kata yang
aku tulis berkenaan dengan kejadian itu. Lets check it out!
#1
Apa pun yang terjadi pada dirimu
saat ini adalah buah dari apa yang kau tanam tempo hari, jangan kau sesali,
hanya perlu intropeksi, sadari dan jangan kau ulangi..
#2
jika kau berusaha menjatuhkan
harga diri seseorang,
maka bersiaplah dengan kehancuran ,
jika bukan sekarang, tenang, masih ada hari yang akan datang
kebohongn tetap saja kebohongan,
bahkan jika sekarang terlihat seperti kebenaran,
maka esok kan kau lihat sesuatu yang lebih menjijikan,
#3
Tak semudah itu kau sirnahkan
asap tebal akibat sampah yang kau bakar dengan nyala api yang berkobar, dan
saat tetes demi tetes gerimis perlahan menghapusnya kau justru menyodorkan
payung seolah mengisyaratkan agar asap itu kian menggunung..
Komentar
Posting Komentar